Etika
Dalam Menulis Email
Etika (Yunani Kuno:
"ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.[butuh
rujukan] Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan
unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi
itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Sementara itu, Surat elektronik
(akronim: ratel, ratron, surel, atau surat-e) atau pos elektronik (akronim:
pos-el.) atau imel (bahasa Inggris: email) adalah sarana kirim mengirim surat
melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet).
Dengan surat biasa umumnya
pengirim perlu membayar per pengiriman (dengan membeli perangko), tetapi surat
elektronik umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk membayar sambungan
Internet. Tapi ada perkecualian misalnya surat elektronik ke telepon genggam,
kadang pembayarannya ditagih per pengiriman
Secara metodologis, tidak setiap
hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Menulis email kepada
rekan, bos, atau klien mungkin merupakan tugas Anda dalam keseharian. Namun
belum tentu Anda sudah mengetahui bagaimana etika menulis email profesional
yang tepat. Meski terdengar sepele, memperhatikan penggunaan kata, tanda baca,
atau tata bahasa yang baik ketika menyurati kolega adalah tindakan yang perlu
dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa tampak lebih profesional dan dihormati.
Inilah empat etika penting dalam menulis email terkait kerja yang perlu
diperhatikan:
1. Sesuai dengan Subjek Email
Majalah Harvard Business Review
(HBR) menyarankan bahwa hal pertama yang harus diperhatikan dalam menulis email
profesional adalah subjek email. Sebaiknya subjek email dibuat ringkas namun
cukup deskriptif. Demi menyita perhatian penerima, gunakan pula bahasa yang
menarik. Kemudian pastikan jenis huruf email Anda adalah Arial, Helvetica atau
Verdana warna hitam. Huruf-huruf tersebut dianggap jelas dan mudah dibaca. HBR
juga mengatakan bahwa tidak menggunakan lebih dari tiga jenis huruf dalam satu
tulisan juga merupakan etika menulis email yang baik.
2. Aturan Penggunaan Emoticon
Banyak pegawai yang bingung apakah
mereka bisa menggunakan emoticon ketika menulis email ke perusahaan, rekan,
atasan, atau klien. Menurut HBR, hal tersebut diperbolehkan asalkan si penerima
juga melakukan hal yang sama. Selain emoticon, para pekerja juga sering
menghindari adanya typo atau salah ketik ketika mengirim email penting. Namun
HBR mengatakan jika kadang-kadang para manajer level atas kerap membiarkan typo
dalam email mereka agar terlihat otentik dan tidak terlalu terstruktur. Namun
jangan pula secara sengaja membiarkan typo terlalu parah sehingga menyalahi
etika menulis email yang profesional.
3. Perhatikan Tata Bahasa
Tata bahasa bisa menunjukkan
kepandaian seseorang. Untuk itu, banyak karyawan memastikan tata bahasa yang
mereka gunakan tepat ketika menulis email kantor. Hal tersebut memang penting
dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan tidak salah. Untuk itu, disarankan
agar para pegawai menulis email profesional yang singkat dan rapi. Susun pula
kalimat-kalimat Anda ke dalam paragraf yang tidak terlalu panjang.
4. Baca Ulang
Agar Anda tidak menyalahi aturan
menulis email kerja, baca lah ulang tulisan sebelum dikirim. Jika perlu, kirim
tulisan tersebut kepada seorang rekan untuk diperiksa terlebih dahulu. HBR pun
menyarankan agar Anda berbicara secara langsung atau melalui telepon jika
memungkinkan. Dengan begitu pesan yang akan disampaikan akan lebih jelas,
terlebih bila itu berhubungan dengan konflik atau berita buruk.
Demikian pemaparan singkat tentang etika dalam
menulis email, semoga bisa memberikan manfaat bagi para pembaca
Referensi :
https://wolipop.detik.com/read/2015/08/11/093938/2988511/1133/4-etika-menulis-email-profesional-yang-penting-diperhatikan
Komentar
Posting Komentar